Skip to main content

Intubasi Nasogastrik pada Kuda

Intubasi nasogastrik merupakan prosedur yang esensial dan mungkin dapat menyelamatkan nyawa, yang dilakukan secara rutin pada kasus kolik pada kuda untuk dekompresi lambung dan untuk menyediakan terapi. Intubasi nasogastrik ini merupakan proses medis yang dilakukan dengan memasukkan selang plastik (nasogastric tube) melalui hidung, melewati tenggorokan, dan terus masuk sampai lambung.

Gambar: Tindakan Intubasi Nasogastrik yang dilakukan oleh drh. Hadi
(Dokumentasi Pribadi)
Tindakan ini harus dilakukan dengan hati-hati karena lambung kuda hanya memiliki kapasitas maksimum sekitar 8 – 10 L, jika isi lambung tidak dikeluarkan secara sempurna dan pemasukan air atau zat untuk pencucian lambung diberikan secara berlebih, maka dapat mengakibatkan pecahnya lambung dan menimbulkan masalah lain seperti peritonitis dan dapat berujung kematian. Indikasi dari dilakukannya prosedur ini diantaranya bertujuan untuk mengosongkan lambung, mengambil atau mengeluarkan cairan dari intestinal (contohnya pada kasus kolik), memasukkan obat, maupun nutrisi langsung ke lambung pada kasus kuda yang tidak bisa makan melalui mulut.


Gambar: Ilustrasi
Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=HR5bHSMUtuo
Pengukuran panjang selang dilakukan sebelum melakukan intubasi nasogastrik, yaitu dari nostril hingga faring. Selang kemudian ditandai dengan marker permanen. Tanda tersebut berfungsi sebagai batas selang yang telah mencapai faring. Penting melakukan restrain untuk melakukan prosedur ini, seringkali diberikan sedatif seperti xylazin atau acepromazin. Posisi yang tepat untuk melakukan intubasi nasogastrik yaitu berada di salah satu sisi kuda (berdiri di depan kuda akan menimbulkan risiko kerusakan mukosa nasal).

Setelah kuda di restrain, selang nasogastrik dilewatkan ke meatus ventral, menggunakan ibu jari untuk menjaga selang terarahkan dengan benar. Saat memasukkan selang, satu tangan digunakan untuk mengontrol hidung, dan tangan yang lain memegang selang. Hal ini dapat mengurangi risiko kerusakan mukosa. Jika sebuah struktur keras dilewati (seperti ethmoid atau turbinasio nasal) dan selang kesulitan untuk lewat, selang harus dilewatkan ulang secara lebih ventral. Ketika faring telah tercapai, sebuah permukaan yang lembut terasa ketika selang kontak dengan laring atau permulaan esofagus. 


Selang dapat masuk ke esofagus maupun trakhea, oleh karena itu untuk mengetahuinya ujung selang harus diraba, jika terasa udara ekspirasi berarti selang masuk ke dalam trakhea, dan sebaliknya jika tidak dapat dihisap saat diaspirasi menandakan selang berada di esofagus (esofagus kolaps di area sekitar ujung selang).  Kemudian selang secara perlahan-lahan dimasukkan hingga ke dalam lambung. Selang ditiup secara hati-hati, jika selang telah mencapai lambung, seringkali gas akan muncul / keluar.


Risiko-risiko


Prosedur ini terkadang dapat menimbulkan risiko-risiko seperti hemoragi, aspirasi pneumonia, ruptur lambung, nekrosis pada esofagus, dan pengosongan lambung yang terlambat. Hemoragi terjadi akibat kerusakan mukosa nasal. Hal ini tidak perlu dilakukan pengobatan, penggunaan lubricant atau pelumas dapat mengurangi risiko ini. Hemoragi yang hebat terjadi akibat kerusakan pada turbinasio nasal, hal ini diakibatkan pergerakan pada kepala kuda, atau memasukkan selang terlalu kasar. Jika terjadi, dapat dilakukan kompres bagian dorsal nasal dengan air dingin untuk menginisiasi konstriksi pembuluh darah. Aspirasi pneumonia dapat terjadi ketika sebagian kecil lubricant masuk ke dalam paru-paru akibat selang masuk ke trakhea. Nekrosis pada esofagus dapat terjadi akibat tekanan dari selang dalam jangka waktu yang lama.


Referensi:

Reed, S.M. et al. (2018) Equine Internal Medicine. 4th Edn. US: Elsevier
Roberts, V. (2016). Nasogastric Intubation in Horses. [online] Available at: https://www.vettimes.co.uk/app/uploads/wp-post-to-pdf-enhanced-cache/1/nasogastric-intubation-in-horses.pdf (Accessed: July 24 2019)
The British Horse Society (2016). Nasogastric Intubation. [online] Available at: http://www.bhs.org.uk/~/media/bhs/files/pdf-documents/welfare-leaflets/9-nasogastric-intubation.ashx?la=en (Accessed July 24 2019)

Comments

Popular posts from this blog

Neoplasma: Invasi dan Metastasis

Neoplasma merupakan abnormalitas pertumbuhan sel baru yang berlebihan. Pertumbuhannya tidak terkendali dan tidak terkoordinasi pada jaringan normal disekitarnya. Susunan jaringan baru yang tumbuh tidak teratur dan tidak memiliki fungsional. Sel ini terus bereplikasi, mengabaikan sepenuhnya regulasi yang mengendalikan pertumbuhan sel normal. Secara umum neoplasma disebut juga dengan tumor. Tumor merupakan pembengkakan atau tonjolan, namun bukan berarti semua tonjolan itu tumor. Istilah tumor dalam ruang lingkup onkologi adalah massa neoplastik yang menyebakan tonjolan pada permukaan tubuh. Sel neoplastik adalah sel yang telah bertransformasi. Penyebabnya adalah adanya mutasi genetik, diperkirakan kerusakan pada DNA merupakan penyebab utama terjadinya neoplasma. Karsinogenesis atau disebut juga onkogenesis merupakan proses produksi kanker yang sifatnya bertahap. Agar sel memulai untuk membelah secara tidak terkontrol, gen-gen yang meregulasi pertumbuhan harus mengalami disregulasi...

Hewan karnivora sejati. Makan daging melulu, tapi kenapa tidak mengalami penyakit jantung, stroke, ataupun atherosclerosis?

Nampaknya ketika kita mendengar kolesterol, seperti mendengar sesuatu yang berbahaya. “Wah, jangan makan itu, banyak kolesterolnya tuh!”, ungkapan tersebut sering kita dengar, entah dari teman atau orang tua. Pada manusia, kolesterol diidentikkan dengan penyakit-penyakit seperti serangan jantung, stroke, ataupun atherosclerosis . Kolesterol sebenarnya memiliki manfaat untuk tubuh. Ketika di dalam sel, kolesterol memiliki berbagai peranan bergantung pada jenis sel. Kolesterol dapat dimanfaatkan untuk sintesis membran sel, produksi hormon, sintesis asam empedu, dan proses seluler esensial lainnya. Kolesterol adalah molekul prekursor yang krusial bagi biosintesis hormon pada tubuh, salah satunya adalah hormon steroid yang prekursor primernya adalah kolesterol.

Perlukah waspada dengan hewan piaraan disaat pandemi Covid-19 ?

Wabah penyakit global atau pandemi Covid-19 memicu kekhawatiran tersendiri bagi pemilik hewan, khususnya pemilik anjing dan kucing. Apalagi terdapat laporan pertama kali bahwa ada anjing yang diuji ‘positif lemah’ terhadap infeksi corona dan mati di Hongkong baru-baru ini. Anjing ini berumur 17 tahun, Pomeranian dimasukkan ke karantina setelah pemiliknya terinfeksi Covid-19. Anjing ini tidak pernah menunjukkan gejala, dan diuji berulang kali selama karantina. Ada total 5 pengujian dari sampel nasal dan oral, dan dilaporkan hasilnya ‘positif lemah’ terhadap Covid-19, namun anjing kemudian diizinkan untuk pulang setelah sampel kemudian hasilnya negatif.  Professor dibidang Kedokteran Hewan Kecil ( Small Animal Medicine ) Universitas California dikutip dari Huffpost mengungkap  Walaupun anjing dari Hongkong tersebut telah menunjukkan hasil ‘positif lemah’ terhadap Covid-19, namun antibodi tidak terdeteksi pada darah anjing, hal tersebut mencerminkan bahwa anjing mungk...