Skip to main content

Posts

Showing posts from July, 2019

Gangguan Sirkulasi (Haemodynamic Disorders)

Kesehatan dari sel dan jaringan bergantung pada sebuah sirkulasi intact yang membawa oksigen dan menghilangkan zat-zat yang tidak diperlukan. Maka dari itu, yang kurang disadari bahwa kesehatan sel-sel tersebut juga bergantung pada keseimbangan cairan (homeostasis). Bergantung pada spesies, kira-kira 60% dari komposisi tubuh adalah air. Terbagi lagi menjadi cairan intraseluler (40%), cairan ekstraseluler (terdiri dari cairan interstisial 15%, dan cairan plasma 5%). Gangguan pasokan darah atau keseimbangan cairan menyebabkan beberapa gangguan yang paling sering ditemui dalam kedokteran hewan, hiperemia dan kongesti, hemoragi, dan tiga kejadian yang saling terkait: trombosis, emboli, dan infark, edema, dan shock. Gangguan Sirkluasi ( Haemodynamic Disorders ) 1. Hiperemia dan Kongesti Kedua istilah hiperemia dan kongesti mengindikasikan sebuah peningkatan volume darah di pembuluh darah pada beberapa jaringan. Hiperemia merupakan proses aktif yang dihasilkan dari peningkatan al

Intubasi Nasogastrik pada Kuda

Intubasi nasogastrik merupakan prosedur yang esensial dan mungkin dapat menyelamatkan nyawa, yang dilakukan secara rutin pada kasus kolik pada kuda untuk dekompresi lambung dan untuk menyediakan terapi. Intubasi nasogastrik ini merupakan proses medis yang dilakukan dengan memasukkan selang plastik ( nasogastric tube ) melalui hidung, melewati tenggorokan, dan terus masuk sampai lambung. Gambar: Tindakan Intubasi Nasogastrik yang dilakukan oleh drh. Hadi (Dokumentasi Pribadi) Tindakan ini harus dilakukan dengan hati-hati karena lambung kuda hanya memiliki kapasitas maksimum sekitar 8 – 10 L, jika isi lambung tidak dikeluarkan secara sempurna dan pemasukan air atau zat untuk pencucian lambung diberikan secara berlebih, maka dapat mengakibatkan pecahnya lambung dan menimbulkan masalah lain seperti peritonitis dan dapat berujung kematian.  Indikasi dari dilakukannya prosedur ini diantaranya bertujuan untuk mengosongkan lambung, mengambil atau mengeluarkan cairan dari intestinal (

Infeksius Keratokonjungtivitis

Infeksius keratokonjungtivitis ditandai dengan blepharospasme (mata berkedip tidak terkendali), peradangan pada konjungtiva (konjungtivitis), lakrimasi, dan variasi derajat kekeruhan ( opacity ) dari kornea dan ulserasi. Kejadian ini diakibatkan oleh infeksi bakteri (Chlamydia, Mycoplasma, Colesiata Conjunctivae, Acholeplasma oculi, dsb) maupun parasit (Habronema).  Penyakit ini umumnya bersifat akut, karena penyebarannya sangat cepat. Pada semua spesies, hewan muda cenderung sering terdampak (secara frekuensi), namun hewan segala umur rentan terhadap penyakit ini. Satu atau kedua mata dapat terpengaruh. Gambar: Nampak leleran okuler ( Ocular Discharge )   mukopurulen.  (Dokumentasi Pribadi) Gambar: Terlihat terjadi epifora dan peningkatan kekeruhan   dari kornea (Dokumentasi Pribadi) Gejala klinis awal adalah terjadinya photopobia, blepharospasme, dan epifora (produksi air mata berlebihan). Setelah itu leleran okuler akan menjadi mukopurulen, terjadi konju